Minggu, 25 November 2007

Revolusi Di Nusa Damai

Revolusi Di Nusa Damai
Oleh K'tut Tantri
Gramedia Pustaka Utama - 2005
ISBN 979-22-1614-6



Sinopsis:


K'tut Tantri adalah wanita Amerika yang menganggap Indonesia tanah airnya. Ia bahkan rela berkorban ikut perang kemerdekaan tahun 1945. Inilah kisahnya...


Diangkat jadi anak Raja Bali

"Sekarang aku mempunyai seorang putra dan tiga orang putri. ...Kau kami namakan K’tut, yang dalam bahasa Bali berarti anak keempat..."


Jatuh Cinta

Aku diajaknya ke tepi pasir. Terasa tangannya menggenggam lenganku.
"Maukah kau menjadi istriku, K’tut Tantri?" Aku lantas teringat pada para raja, yang tidak lama sebelum itu juga sudah mengajukan pertanyaan yang sama.

Ditawan Jepang

...Siksaan bertubi-tubi dan kelaparan yang kualami mulai menampakkan akibatnya. Berhari-hari aku terkapar saja dalam selku, tanpa mampu menggerakkan lengan. Seorang dokter bangsa Jepang datang dua kali sehari untuk memberi obat dan membangkitkan semangat hidupku. Tetapi tubuhku semakin lemah.


Mendukung Indonesia Merdeka

...Bung Karno mengangkat tangannya. Ketika rakyat sudah tenang, ia berkata, "Masih ada satu hal yang hendak kukatakan sebelum aku meninggalkan saudara-saudara. Saudara-saudara melihat seorang wanita kulit putih ada di atas panggung bersamaku malam ini. ...Kuperkenalkan Saudara K’tut Tantri dari Bali. ...Saudara K’tut ini warga Amerika kelahiran Inggris, tetapi ia lebih Indonesia daripada Inggris atau Amerika. Ia memihak kita. Ia telah berjuang sekuat tenaga untuk membantu kita berjuang demi kemerdekaan."

Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela


Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela
oleh Tetsuko Kuroyanagi
Gramedia Pustaka Utama - 2003
ISBN 979-22-0234-x



Sinopsis:
Ibu Guru menganggap Totto-chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolah.

Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Totto-chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yang dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan sekali, kan?

Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belaja bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto-chan pun merasa kerasan.

Walaupun belum menyadarinya, Totto-chan tidak hanya belajar fisika, berhitung, musik, bahasa dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.